Dee's Essential List #1

Sudah cukup lama saya terpikir untuk menuliskan daftar ini, tapi baru terwujud sekarang setelah kompilasinya dirasa cukup 'matang'. Matang dalam arti saya punya cukup pengalaman langsung yang sudah teruji waktu. Ini adalah daftar apresiasi saya terhadap produk, produsen, tempat, dan penyedia jasa, yang menurut saya berhasil mewujudkan sesuatu yang spesial dan 'penuh hati'. Setidaknya dalam kehidupan pribadi saya, daftar berikut ini memegang peranan cukup esensial di level sehari-hari.

Catatan penting: saya tidak dibayar maupun berafiliasi secara komersil dengan para produsen/tempat/penyedia jasa/produk yang ada di daftar ini. Ulasan saya murni berdasarkan pengalaman pribadi, dan murni dari hati yang tulus. Semoga bisa jadi informasi yang berguna bagi yang membaca. Dan semoga para penghuni daftar ini tetap bisa mempertahankan kecemerlangannya.

Enjoy!


Dee's Essential List #1

AMANDA MONTESSORI SCHOOL (TK/Playgroup – Bintaro, Jakarta)

Jangan terkecoh dengan tampilan bangunannya. Sekolah yang bentuknya seperti rumah ini memang berukuran mungil dan sekilas tampak sederhana; hanya terdiri dari dua ruangan kelas dan taman belakang yang berfungsi sebagai tempat bermain. Namun sekolah ini benar-benar dijalankan dengan hati dan kasih sayang.

Ketika kami harus pindah ke Jakarta, Keenan pun terpaksa meninggalkan sekolahnya di Bandung (Bandung Montessori School). Tanpa perlu banyak penyesuaian—karena pemilik, metode, dan fasilitas kelasnya sama persis—Keenan kembali menemukan keluarga baru di Amanda Montessori.

Sekolah yang dikepalai oleh Ibu Dina Andayati ini memang setia dengan metode Montessori asli yang menurut saya cocok dengan karakter Keenan. Dalam satu kelasnya, usia anak bercampur antara 2-5 tahun hingga yang kecil bisa belajar dari yang besar, dan yang besar bisa belajar mendampingi yang kecil. Mereka juga melakukan pendekatan individual pada tiap anak dan tidak pernah memaksakan satu pelajaran. Hal-hal yang dipelajari meliputi banyak kegiatan praktis, bukan hanya pelajaran intelektual tapi juga belajar hal-hal sehari-hari dari mulai bersih-bersih sampai memelihara hewan. Tiap pergantian trimester, orang tua diajak bertemu dan dilaporkan perkembangan anak dengan mendetail.

Mahal? Sama sekali tidak. Dibandingkan dengan banyak TK/Playgroup kelas A-B di Jakarta, tuition fee di Amanda Montessori sangat bersahabat. Dan tidak ada pungutan macam-macam di tengah jalan. Semua kegiatan ekstra seperti berenang dan field trip dikenakan biaya yang masuk akal.

Tantangan berikutnya tentu adalah menemukan SD yang sama-sama heartful, kekeluargaan, dan masuk akal (dalam segi biaya). Tapi setidaknya Keenan masih punya setahun untuk menikmati masa-masa bahagianya di Amanda Montessori.

Lokasi:
Amanda Montessori Pre-school
Jl. Cempaka Raya 44 Bintaro
Jakarta Selatan
(021) 736-3980


LAVIE (Toko Perlengkapan Bayi/Anak – Bandung)


Waktu hamil Keenan 7 bulan, saya mulai cari-cari info untuk persiapan perlengkapan bayi. Banyak yang mengusulkan untuk pergi ke Mangga Dua (waktu itu saya masih tinggal di Bandung), karena katanya selain lengkap juga sangat murah. Akhirnya saya meluangkan waktu untuk PP ke Jakarta, berbelanja di ITC Mangga Dua yang sesak dan (lumayan) pengap.

Baru setelah Keenan lahir, saya mengetahui keberadaan Toko Lavie ini, toko di jalan Imam Bonjol yang asri dan dipenuhi pohon rindang. Ternyata, selain tentunya lebih nyaman karena tak perlu berdesakan, lebih sejuk, dekat dari rumah, toko ini sama lengkapnya dan… LEBIH MURAH dari Mangga Dua.

So, meski sekarang saya tinggal di Jakarta, saya tidak keberatan untuk melakukan perjalanan PP ke Bandung demi berbelanja perlengkapan anak kedua saya di Toko Lavie. Ketimbang harus kembali ke Mangga Dua. Swear to God.
Lokasi:
Lavie Baby Shop - Bandung
Jl. Imam Bonjol no.9
Bandung
(022) 250-4905


SAMBARA (Restoran Sunda – Jakarta Selatan)


Orang Bandung pasti sudah tidak asing dengan restoran satu ini. Tapi betapa berbahagianya saya ketika Sambara akhirnya membuka cabang di Jakarta, tepatnya di Jalan Cipete Raya. Meski banyak restoran di Jakarta yang mengklaim dirinya bercita rasa Sunda asli, tidak banyak yang benar-benar memuaskan lidah orang Sunda. Rata-rata hanya sebatas mengadopsi kursi dan aksesoris serba bambu saja, tapi cita rasa mengecewakan.

Sambara jadi oase bagi saya—'Bandung-er' yang kini terdampar di Jakarta. Selain tempatnya yang representatif, komitmen Sambara untuk menciptakan suasana asli Sunda memang tidak tanggung-tanggung. Tukang masak dan hampir semua pelayan mereka ‘impor’ dari Jawa Barat, makanya logat Sunda dan sapaan khas Sunda menyambut dari kiri-kanan begitu kita masuk ke sana. Menunya juga sangat beragam dengan cita rasa yang memuaskan. Saya pernah bertemu Mulan Jameela yang khusus datang ke Sambara hanya untuk makan dua tusuk Sate Jebred (sate kulit sapi), yang menurut Mulan di Jawa Barat saja susah dicari kalau bukan di kampung-kampung.

Satu hal yang saya beri stabillo pink: Sambara menyediakan lalapan, empat macam sambal, dan sayur asemnya secara GRATIS. Ini bukan semata-mata masalah penghematan, tapi yang saya dengar dari orang-orang Sunda asli adalah: begitulah seharusnya etika warung makan Sunda. Dan inilah yang menurut saya membedakan Sambara dengan banyak restoran Sunda wanna-be di Jakarta. Restoran-restoran itu men-charge lalap dan sambal (apalagi sayur asem!), karena mereka tidak menyadari bahwa kedua elemen itulah the heart of Sundanese food. It’s like charging for kimchi in Korean restaurant. A big no-no.

Stabillo berikutnya adalah para pelayan bahkan staf parkir yang ramah, sigap, bersahabat, tanpa dibuat-buat. Our vote goes to Asep, pelayan favorit saya dan Reza (kami bahkan sempat berpikir bagaimana cara mengadopsi Asep). Sambara juga merupakan all- time-favorite keluarga besar kami, termasuk favoritnya Marcell dan Keenan.

Harga di sini sangat reasonable, apalagi untuk ukuran restoran Jakarta. Karena kami vegetarian, jika makan berdua saja total bill kami pasti di bawah 100 ribu. And believe me, we eat A LOT!

Menu favorit saya dan Reza: sayur asem, sambal oncom, nasi tutug tempe, tempe/tahu bacem, perkedel kentang, perkedel jagung, oseng-oseng jamur, sate telur puyuh, dan terong sambal.

Lokasi:
Sambara
Jl. Cipete Raya No. 14
Jakarta Selatan 12410, Indonesia
Tel: (62-21) 769 7913


MACINTOSH


Akibat memperoleh laptop I-Book sebagai hadiah ulang tahun tiga tahun lalu, saya mulai kenal dengan produk-produk Mac. Dan berhubung saya cenderung ‘nrimo’ ketika sudah berhubungan dengan gadget (hp tergilas mobil pun selama belum mati total masih saya pakai), saya putuskan untuk mengatasi kecanggungan saya pindah sistem dari Windows ke Mac. Lama-lama, saya terbiasa. Lama-lama, saya suka. Lama-lama, saya jatuh cinta. Dan lama-lama, saya tidak ingin ke lain hati. Mac is my mate.

Nggak ribet soal virus, nggak ribet navigasi di sistemnya, dan desain-desain produknya yang oh-so-gorgeous, adalah daya tarik Mac yang utama buat saya. Pada dasarnya memang saya hanya membutuhkan 'mesin tik'. Program yang saya pakai hanya Word dan internet. Jadi saya tidak akan rambling tentang kehebatan Mac dalam hal desain grafis dan bikin musik. I don't do any of those stuffs in my laptop.

Dengan adanya Macbook Air yang ringan dan tipis, kesempurnaan Mac dalam semesta pribadi saya terwujud sudah: mesin tik ringan, bebas virus, bodi cantik. What more can I ask?

Outlet Macintosh favorit:
IBK
Ratu Plaza Lt. 3 No 37
Jl Sudirman, Jakarta
Tlp (021) 727-95279


PAULA'S CHOICE


Berawal dari kebutuhan kulit muka saya yang enggan ditempeli pewangi dan pewarna (tapi juga malas pakai produk dokter karena harus bolak-balik tebus resep), akhirnya dalam satu pencarian di internet saya menemukan situs Paula Begoun yang dikenal dengan julukan Cosmetics Cop.

Perempuan satu ini terkenal vokal dan kritis terhadap industri kecantikan yang menurutnya lebih banyak menyesatkan ketimbang mengedukasi. Paula bolak-balik diundang di acara-acara teve nasional di Amerika, salah satunya Oprah. 'Kitab' wajib karya Paula adalah The Beauty Bible (those of you who happen to be make-up and skin care junkies... this book is a must-have! Panduan komplet dan kritis yang bisa menghemat uang Anda dan membuat kita menjadi konsumen yang lebih pandai). Paula pun akhirnya terjun langsung menjadi produsen produk perawatan kulit dengan lini bernama Paula's Choice yang hanya dijual on-line. Saya langsung blingsatan, ingin mencoba produknya yang tentu menganut semua paham Paula, yakni: bebas pewangi, bebas pewarna, kemasan rapat, ukuran besar (Paula mengkritisi kemasan-kemasan heboh tapi ceroboh yang sering diproduksi oleh industri kecantikan, karena selain membuat isinya gampang teroksidasi, produk tersebut jadi mahal karena konsumen akhirnya membeli kemasan mewah, sementara isinya cuma sedikit).

Pencarian saya membuahkan hasil. Ternyata Paula's Choice memiliki distributor di Jakarta. Dengan semangat saya menghubungi pemiliknya, Valentina Winata. Dengan baik dan cepat pula Valentina merespon. Hingga kini saya adalah pelanggan setia Paula's Choice Indonesia. Semua pemesanan saya lakukan via sms atau e-mail, sementara pembayaran lewat transfer BCA. Staf Paula's Choice selalu melayani dengan baik dan pengiriman mereka cukup cepat.

Soal harga, jika dibandingkan dengan luxury product yang biasanya Anda lihat di lantai dasar mall-mall besar, maka
rata-rata harga produk Paula's Choice dua-tiga kali lipat lebih murah dengan kuantitas dua kali lebih banyak.

My Paula's moment? When I finally met Paula in person in 2007. She was here to launch Paula's Choice Indonesia. For the first time in my life, I knew how it felt to be star-struck.

Dee's favorite:
  • Skin Balancing Cleanser. So far, inilah sabun pembersih terbaik yang pernah saya temukan seumur hidup saya. Lembut, bersih tapi tidak kesat (rasa kesat artinya ada build-up sabun tertinggal di kulit tapi sering disalahartikan sebagai sensasi 'bersih'), dan efektif untuk pengangkatan make-up.
  • Beautiful Body Butter: inilah body butter dalam arti sebenarnya. Pekat seperti mentega dan melembapkan kulit kering dengan instan. Meski tanpa pewangi, aroma kakao aslinya yang lembut sangat lezat bagi indera penciuman.
  • Silky Start Sugar Scrub: ini juga scrub gula yang mendekati home-made scrub karena tidak mengandung unsur macam-macam. Kelembapan yang dihasilkannya sehabis mandi... oh, so yummy!
  • Oil-absorbing Facial Mask: Sekarang ini saya lebih suka membuat sendiri masker wajah dari bahan-bahan alami. Tapi kalau Anda malas repot, masker ini adalah opsi yang tepat. Terbuat dari bahan dasar Milk of Magnesia, tinggal oleskan masker ini ke muka, tunggu sampai mengering, dan basuh... voila! Wajah bersih, sejuk, lembap, dan tak berminyak.
  • All Over Body & Hair Wash: Saya adalah pencinta sabun dan sampo wangi sampai akhirnya kulit saya terkena 'pregnancy itches'. Dan terpaksalah saya meninggalkan semua produk pewangi dari kulit tubuh saya. Sungguh sulit menemukan sabun cair dan sampo yang bebas pewangi. Untung saja Paula's Choice menyediakannya (sesuai dengan prinsip emas Paula: "if you want to smell good, just light some scented candle or put perfume on your clothes, but not on your skin.").
  • Barely There SPF 15: Jika dibutuhkan, foundation ringan (yang sebenarnya lebih tepat diklasifikasikan sebagai 'tinted moisturizer') ini bisa jadi alas bedak harian yang menyenangkan; tidak berlebihan, tidak berat di muka, sekaligus berfungsi sebagai tameng sinar matahari. Khusus bagi Anda yang senang dan terbiasa dengan alas bedak tebal, Barely There bukan pilihan yang memuaskan. Cause it's really just... well, barely there.

Lokasi/Kontak:
Paula's Choice Indonesia
Jl. Raya Wolter Monginsidi No. 12B - Lt. 2
Jakarta Selatan 12160
Ph. (021) 720 8543 / (021) 722 0986
Fax. (021) 722 3982

0 comments:

Posting Komentar

pengunjung